Sabtu, 27 Desember 2014

Gunung Papandayan, Cocok untuk Pendaki Pemula


Mendaki gunung merupakan salah satu aktivitas wisata favorit belakangan ini. Anda tertarik mencobanya? Jika Anda baru akan mencoba pengalaman mendaki gunung, Gunung Papandayan merupakan tempat yang tepat.

Letaknya dekat dengan Jakarta, tepatnya di Kabupaten Garut. Medannya yang tidak begitu berat membuat gunung ini tergolong gunung yang bersahabat. Selain itu, kontur tanahnya landai dan terdapat jalur pendakian yang aman sehingga memudahkan pendaki pemula untuk sampai pada puncak gunung ini.

Namun, kemudahan yang ditawarkan Papandayan tidak membuat pesona gunung ini hilang begitu saja. Sesampai di kaki gunung, pengunjung harus melakukan registrasi di pos pendakian. Dari posisi ini, pengunjung bisa melihat kemegahan Papandayan yang luar biasa.

Setelah melakukan registrasi di pos pendakian, barulah menapaki jalur pendakian langkah demi langkah sambil menikmati keindahan Papandayan. Jalur yang ditempuh adalah jalur menanjak berbatu.

Dalam perjalanan, pengunjung akan melewati kawah belerang yang masih aktif. Hati-hati, bau gas belerang ini cukup berbahaya. Setelah itu, terdapat aliran sungai yang cukup deras. Pengunjung bisa saja langsung meminum air tersebut karena berasal dari mata air pegunungan.

Rute menanjak dengan jalan yang sempit dan jurang di sebelah kiri akan dilewati sebelum sampai ke area perkemahan di Pondok Saladah.  Sangat memacu adrenalin, apalagi jika tanahnya sedang licin karena hujan dan tumbuhan yang menjalar menutupi jalan. Jika tidak hati-hati, bisa saja terpeleset.

Di Pondok Saladah, cobalah mendirikan kemah di salah satu titik yang disuka. Jagalah barang bawaan dan makanan karena terkadang ada anjing liar yang suka menghampiri tenda. Di sini, pengunjung bisa merasakan sensasi hidup di alam liar. Tidak seberapa jauh dari area perkemahan, terdapat beberapa pohon Edelweiss nan cantik.

Bunga Edelweiss di Gunung Papandayan, Jawa Barat

Jika istirahat sudah dirasa cukup, lanjutkan perjalanan menuju puncak gunung. Di atas puncak terdapat padang Edelweiss yang lebih bagus dibandingkan dengan padang dekat Pondok Saladah.

Padang edelweiss di puncak Papandayan merupakan salah satu primadona di gunung ini. Di atas puncak, pengunjung dapat menyaksikan matahari yang terbit dan terbenam dengan indah.

Sudah mendaki sampai puncak, saatnya perjalanan pulang. Dalam perjalanan kembali, pengunjung akan melewati hutan mati. Hutan mati ini merupakan salah satu tempat terkenal di Papandayan, selain padang Edelweiss. Suasananya yang berkabut dengan sisa-sisa batang pohon yang menghitam karena terbakar dan tanah berkapur yang berwarna putih menjadikan suasana agak mistis namun tetap indah.
Hutan mati yang dipenuhi kabut, Gunung Papandayan, Jawa Barat
Setelah menjelajah hutan mati saatnya menuruni gunung. Medan yang dilalui cukup berat karena ada beberapa titik yang curam dengan tebing berbatu tajam. Penggunaan sepatu trekking akan memudahkan perjalanan karena medan ini cukup licin.

Sukses melewati tebing yang curam, pengunjung akan melewati sumber air panas. Namun, air sungai tersebut tercemar belerang jadi tidak bisa dinikmati. Setelah berjalan tidak seberapa jauh lagi, pengunjung akan kembali ke titik awal perjalanan, yaitu pos pendakian.

Akses ke Papandayan

Perjalanan menuju Papandayan dari Jakarta bisa ditempuh dengan bus Jakarta-Garut dengan ongkos sekitar Rp 36.000. Begitu tiba di Terminal Garut, jika dalam rombongan, bisa menyewa angkutan kota (angkot) untuk menuju gerbang wisata Gunung Papandayan.

Dari gerbang wisata, Anda bisa melanjutkan perjalanan dengan menyewa mobil bak untuk mengangkut Anda dan barang bawaan sampai ke pos pendakian di kaki gunung. Bisa juga menempuh perjalanan dengan berjalan kaki. Angin semilir, udara sejuk, dan hamparan pemandangan hijau akan Anda dapatkan saat perjalanan menuju kaki gunung.

Walaupun terkesan untuk pendaki pemula, Anda tetap perlu membawa peralatan lengkap jika ingin mendaki gunung dan bermalam. Pakailah pakaian yang nyaman untuk memudahkan pergerakan Anda, sepatu trekking agar tidak terpeleset, ransel, masker dan topi, head lamp, obat-obatan, dan peralatan lainnya. Tak kalah pentingnya adalah kesiapan fisik dan mental. Selamat mendaki.

 

sumber : http://travel.kompas.com/read/2013/07/28/2115499/Gunung.Papandayan.Cocok.untuk.Pendaki.Pemula

Menikmati keindahan dengan mendaki senderhana 2.565 mdpl


Gunung Prau atau Prahu memang pendek, kadang hanya dilirik sebelah mata oleh pendaki Indonesia, tapi coba rasakan sensasi dalam pelukannya, gunung yang terkenal dengan sebutan Gunung Seribu Bukit.
Hanya memiliki ketinggian 2.565 mdpl, memang tergolong pendek dan juga tidak terkenal seperti gunung2 disekitarnya, ada Sindoro,Sumbing, Slamet, Unggaran, dll. Tapi gunung ini memiliki pesona tersendiri yang tidak kalah dengan gunung2 yang lebih terkenal dikalangan pendaki Indonesia.
Karena bentuk gunung ini memanjang, jadi secara administratif Gunung Prau yang berada di Dataran Tinggi Dieng ini meliputi wilayah Kab. Banjarnegara, Kab. Wonosobo, Kab. Batang dan Kab. Kendal. Di Campa reannya pun terdapat patok batas wilayahnya.
Gunung ini dapat ditempuh melalui beberapa Jalur Alternatif Pendakian. Lewat Jalur utara, bisa melalui Kabupaten Kendal, Semisal dari Desa Kenjuran yang berada di Kecamatan Sukoreja. Jarak tempuh perjalanan kurang lebih 6 Jam.
Alternatif lain jalur pendakian bisa dilakukan melalui Jalur selatan, yaitu lewat Dataran Tinggi Dieng atau Desa Patak Banteng. Jalur inirelatif lebih singkat, hanya sekitar 2-3 Jam perjalanan yang jalurnya lumayan terjal.

Minggu, 19 Oktober 2014

Waktu Yang Paling Tepat Untuk Traveling

Di usiamu yang masih muda ini, sudah berapa jauh kakimu melangkah dan memiijak di belahan bumi ini?
Jawabannya bisa bermacam-macam kamu bisa menjawab sudah keliling Indonesia, Mendaki Gunung-gunung atau mungkin baru sebatas berputar-putar keliling kota sendiri saja. Sejauh apapun perjalananmu saat kamu melangkah keluar dari hangatnya rumahmu, kamu patut berbangga, menepuk kedua bahumu, dan merasa beruntung. Banyak di antara kita yang tidak dapat melakukannya.
Entah karena alasan keuangan, izin orang tua, atau alasan kesehatan yang tidak memperbolehkannya untuk bepergian jauh. Tapi bisa jadi juga karena alasan enggan, malas dan tidak berani melangkahkan kaki mereka. Padahal yang paling pas untuk traveling (tak peduli kemana tujuaannya) adalah saat ini, di usia dua puluhanmu dimana kamu sudah cukup matang untuk memutuskan pilihan namun belum terlalu tua untuk melakukan perjalanan.
Namun tentu saja bukan hanya itu alasan kenapa kamu harus traveling dalam usiamu yang sekarang ini. Disini  akan berikan saya alasan-alasan lain kenapa kamu harus mulai mengepak bagasimu, bergegas mencari tiket, dan pergi!

1.Traveling Mengajarkanmu Bagaimana Cara Menikmati Hidup Yang Penuh Petualangan

Hidup engga seru dong kalau hanya begitu-begitu saja! Salah satu cara untuk memberi bumbu pada kehidupanmu adalah dengan traveling, apalagi traveling tanpa perencanaan sama sekali. Saat kamu memiliki waktu luang, coba untuk random bermain sepeda ke taman kota atau memesan tiket untuk perjalanan ke luar pulau, seperti Manado atau Wakatobi.
Keputusanmu untuk berkelana ke suatu tempat tidak akan pernah salah, kamu akan selalu menemukan kejutan-kejutan hidup yang bersiap untuk menyapamu. Bahkan ketika kamu mengunjungi tempat yang sama sekalipun, pengalaman perjalanan yang kamu rasakan pasti akan selalu berbeda.
Ingatlah pepatah yang mengatakan bahwa hidup adalah petualangan, beranilah untuk mengambil risiko.



2. Traveling Mengajarkanmu Untuk Lebih Berempati

Pada umumnya, kita anak muda akan cenderung cuek terhadap orang lain dan keadaan di lingkungan sekitar kita. Itu karena kita bisa. Namun, dengan traveling kamu akan bisa melihat berbagai keadaan baru yang sebelumnya mungkin hanya ada di imajinasimu. Semakin banyak perjalanan yang kamu lakukan, semakin banyak keadaan-keadaan baru yang kamu temui dan semakin peka rasa dan empatimu untuk membantu sesama.
Berbagai perjalanan yang kamu lakukan akan mengasah sisi kemanusiaanmu dan mengubah caramu melihat dunia. Kalau dulu kamu menganggap remeh pedagang asongan, kaum-kaum papa, korban bencana hingga bencana kemanusian seperti genosida mungkin dengan melakukan perjalanan dan mengunjungi berbagai tempat kamu bisa merasa lebih berempati dan mengusik rasa kemanusiaanmu.

3. Traveling Membuka Matamu Tentang Berbagai Perbedaan Budaya



Kamu memang bisa melihat berbagai budaya dunia hanya dengan menonton TV atau membaca majalah, namun semua itu tidak akan lebih menarik dibandingkan jika kamu benar-benar berkenalan dengan budaya itu. Apa menariknya hanya melihat tari tradisonal suku Masai di Kenya, di saat kamu sebenarnya berkesempatan untuk menari bersama mereka?
Apa yang kamu lihat di televisi atau majalah itu hanya sisi-sisi kecil yang terekam dan didokumentasikan. Kamu akan benar-benar merasa luar biasa saat kamu benar-benar bisa menginjakkan kakimu dan bersinggungan langsung dengan warga lokal setempat.

4. Traveling Membuka Wawasanmu Akan Dunia


Menikmati keindahan alam seperti ini bisa membuka wawasan akan Dunia yang lebih luas lagi. Kamu hanya bisa mendapatkan pengalaman itu ketika kamu memberanikan diri keluar dan melakukan perjalanan.

5. Traveling Akan Membuatmu Lebih Rendah Hati





Traveling adalah salah satu cara untuk membuatmu tetap rendah hati dan tidak besar kepala. Semakin banyak dan semakin beragam perjalanan yang kamu lakukan kamu akan semakin sadar bahwa kamu hanyalah setitik kecil manusia di dunia yang maha luas. Kamu itu bagaikan setitik bintang kecil diantara jutaan bintang yang ada di langit.
Kamu akan mulai bisa bersyukur dan tak perlu lagi merasa pongah saat kamu bisa melihat bahwa banyak orang-orang di luaran sana yang nasibnya tidak seberuntung dirimu. Dan yang pasti traveling akan membuatmu lebih bisa mengendalikan diri dan menjadi manusia yang lebih baik lagi dibandingkan dirimu yang sebelumnya.

6. Traveling Akan Memiliki Tabungan Cerita Untuk Anak-Cucumu Kelak



Pengalaman masa muda kita selama traveling adalah salah satu harta karun yang tak akan ternilai harganya. Bahkan mungkin lebih beharga dibanding dengan kekayaan yang kamu miliki, karena pengalaman-pengalaman itu bisa jadi tidak akan pernah bisa kamu lakukan kelak saat usiamu telah menua.
Terlebih lagi dengan beragam pengalaman yang kita miliki, kita akan mampu bercerita kepada anak cucu kita tentang sejuknya udara di Sydney, indahnya pantai-pantai di Lombok dan Papua saat sunset, serta betapa mengagumkan dan begitu terawatnya bangunan-bangunan bersejarah yang ada di Eropa. Traveling akan membuatmu menjadi pendongeng ulung yang tak membosankan bagi anak cucumu kelak.

7. Kita Tidak Pernah Tahu Apa Yang Akan Terjadi Esok, Jadi Kenapa Menunda Hal Menyenangkan Yang Bisa Kamu Lakukan Saat Ini?


Siapa yang bisa menjamin hari esok untuk kita? Siapa yang bisa menjamin kita akan mampu untuk berkunjung ke Paris, Raja Ampat atau Bunaken di waktu tua? Karena itu, selagi kita masih sehat dan memiliki kesempatan untuk berkelana mari kita buat dan rencanakan petualangan kita. Yok, tunggu apa lagi, segera kepak koper dan mari berangkat untuk melihat indahnya dunia!

Sedikit tips :